Kamis, September 25, 2025
No menu items!
BerandaArtikelYang Berhak Menerima Zakat Fitrah

Yang Berhak Menerima Zakat Fitrah

Zakat fitrah  tidak boleh diberikan kecuali kepada orang yang berhak menerimanya. Yang berhak menerima zakat fitrah adalah dari golongan fakir miskin, berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma :

فَرَضَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّـغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ رواه أبو داود وابن ماجه والدارقطني والحاكم

Artinya : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih (diri) bagi yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perbuatan kotor serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin”.(HR. Abu Daud, Ibnu Majah, juga oleh Daraquthni dan Hakim, beliau menshahihkannya)

Ibnu Qayyim Al Jauziah rahimahullah berkata:

“Adapun di antara petunjuk dari Rasulullah adalah mengkhususkan sedekah ini (zakat fithri) untuk orang-orang miskin saja dan beliau tidaklah membaginya kepada golongan yang delapan, tidak pernah memerintahkannya dan tidak seorang pun dari kalangan shahabat melakukannya serta tidak pula orang-orang yang datang setelah mereka. Bahkan ini merupakan salah satu dari dua pendapat madzhab kami bahwa zakat fithri tidak boleh disalurkan kecuali kepada orang-orang miskin saja dan inilah pendapat yang rajih (kuat) dari pendapat yang mewajibkan pembagiannya kepada golongan yang delapan tersebut”. (Lihat Zaadul Ma’ad 2:21)

Pendapat ini pula yang juga dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah (lihat Majmu’ Fatawa (25:71-78)). Adapun delapan golongan yaitu fakir, miskin, amil (pengurus zakat), muallaf, budak yang ingin merdeka, orang berhutang, mujahid di medan perang dan musafir yang butuh bekal sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 60 adalah untuk zakat harta (maal) atau shadaqah sunnah bukan zakat fitrah.

Memberikan Zakat Fitrah kepada Saudara/Kerabat yang Miskin

Bolehkah memberikan zakat fitrah kepada keluarga, saudara, kerabat, tetangga yang miskin?

Boleh bahkan lebih utama, dan sebaiknya diprioritaskan. Karena memberikan zakat fitrah kepada mereka bernilai dua. Yakni sedekah dan silaturrahim (menyambung kekerabatan). Tetapi tidak boleh memberikan zakat fitrah kepada kerabat yang masuk dan atau menjadi tanggungannya.  Seperti seorang kakak kepada adiknya atau ponakannya yang yatim, malah yang wajib adalah menanggung zakatnya.

Wallahu a’lam.

Dr. Syamsuddin Lahanufi M. Pdi
Dr. Syamsuddin Lahanufi M. Pdi
Dr. Syamsuddin Lahanufi, M. Pdi. adalah penulis aktif yang juga merupakan pimpinan Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Bogor, dosen di STAIA Bogor dan pengurus MUI Pusat Komisi Pendidikan & Kaderisasi. Gelar Doktor diraihnya di Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor pada 25 Februrari 2020
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments