Berdaulat.id, JAKARTA – Gerakan boikot diseluruh penjuru dunia bagi produk Israel dan para produk pendukunganya nyata memberikan pengaruh terhadap omzet dan pendapatan brand-brand besar dan usaha mereka.
Perusahaan induk Starbucks Corp kehilangan nilai pasar sebesar $10,98 Miliar atau setara hampir Rp 170 Triliun setelah beberapa pekan terakhir mengalami berbagai gejolak, mulai dari boikot, mogok kerja karyawan dan kegagalan promosi liburan.
Begitupun dengan penjualan ayam milik KFC anjlok. Itu terjadi setelah produk miliknya diboikot oleh masyarakat pro Palestina, digempur oleh Israel. Efek boikot ini terasa pun sangat berdampak bisnis restoran cepat saji ini.
“Efek boikot terhadap produk kami mencakup penurunan penjualan dan transaksi bisnis kami,” tulis manajemen FAST dalam laporan Hasil Public Expose Tahunan yang dirilis 28 November lalu.
Ustadz Bactiar Natsir selaku tokoh pejuang Palestina terus menyerukan umat dan masyarakat Indonesia untuk masifkan aksi boikot terhadap produk Israel.
“Dia itu manusia yang bertuhan kepada dunia dan juga material, jadi jika kita boikot mereka seperti halnya kita membunuh tuhan mereka. Mereka tidak mengenal tuhan, mereka hanya mengenal dunia dan uang. Maka kita adakan Gerakan boikot ini untuk mematikan ekonomi mereka,” katanya dalam akun media sosialnya, Rabu (6/12/2023).
Ketua KIBBM tersebut juga menyerukan gerakan tagar perjuangan #BoikotFisabilillah untuk membunuh ekonomi mereka dan #JulidFisabilillah untuk melawan propoganda mereka utamanya di media sosial.
Gerakan Julid Fisabilillah terus menggema utamanya dari nitizen Indonesia yang dikenal sangat mumpuni dalam menyerang persoalan pribadi melalui komentar dan lainnya. Tujuannya adalah menyerang pribadi dan perasaan masing-masing prajurit, pendukung hingga pejabat Zionis.
Serangan akan terus diluncurkan sampai musuh merasa frustasi hingga menutup akunnya, dan merasa bahwa dunia memusuhi mereka di sosial media. Selain menulis fakta di kolom komentar dan mengirim pesan, Julid Fisabilillah juga bertugas menyebarkan fakta (seperti sejarah dan berita terkini yang selalu dimanipulasi oleh pihak musuh) lewat konten video atau tulisan melalui akun mereka.
Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti-Israel Erlangga Greschinov, mengumumkan bergabungnya netizen Inggris dalam gerakan Julid Fi Sabilillah. Bergabungnya netizen Inggris diwakili akun yang mengekspos propaganda dan penyebar fakta PVT alias Propaganda Vs Truth di platform X.
“Kami mengucapkan selamat datang kepada @hoaxvsthruths (akun X PVT) dari Inggris yang telah bergangung dalam Gerakan kami. Mari bekerjasama untuk memperjuangkan kebebasan Palestina. Dunia bersatu melawan Zionisme,” tulis Erlangga dalam unggahannya, dikutip Selasa (5/12/2023).
Sebelumnya MUI telah mengeluarkan fatwa tentang gerakan boikot ini, “Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram,” demikian salah satu poin fatwa MUI yang dirilis, Jumat (10/11).
Laporan: Muh Akbar