Berdaulat.id, Jakarta, 13 Agustus 2025 – Dalam momentum HUT RI ke-80, Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI, Ustadz Dr. KH. Muhammad Zaitun Rasmin, menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia belum sepenuhnya tuntas selama rakyat masih terjerat kemiskinan. Pernyataan itu disampaikan dalam Sarasehan Bersama Tokoh Bangsa yang digelar Dompet Dhuafa di Sasana Budaya Rumah Kita, Philanthropy Building, Jl. Warung Jati Barat No. 14, Jakarta Selatan.
Acara yang berlangsung pada Rabu, 13 Agustus 2025 pukul 09.00–13.00 WIB ini sedianya dihadiri berbagai tokoh bangsa, termasuk Jusuf Kalla, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, KH. Muhammad Cholil Nafis, Yudi Latif, Dr. Bambang Widjojanto, dan pimpinan MUI. Tujuannya adalah memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan Indonesia merdeka dari kemiskinan melalui dialog kebangsaan.
Menurut Ust. Zaitun, kemiskinan bukan semata persoalan ekonomi, tetapi juga “kemiskinan hati dan mental” yang menggerogoti daya juang dan integritas bangsa. “Ini bisa menjadi sebab utama kemiskinan, baik secara personal maupun struktural,” ujarnya. Ia menyoroti warisan penjajahan yang memiskinkan rakyat, serta kegagalan distribusi kekayaan yang adil pasca kemerdekaan.
“Dalam Al-Qur’an jelas, harta tidak boleh beredar hanya di antara orang kaya saja,” tegasnya, mengutip QS. Al-Hasyr: 7. Ia mengajak semua elemen bangsa—pemerintah, ormas, lembaga filantropi, dan sektor swasta—untuk bersinergi memperjuangkan kemerdekaan sejati: bebas dari kemiskinan. “Kalau bicara peran, tanpa ormas Islam kondisi kita akan jauh lebih parah. Mereka membangun sekolah di tempat pemerintah tak hadir. Ini harus diakui,” pungkasnya.