Oleh : Rendy Saputra
Tulisan ini sama sekali bukan endorsement. Saya gak terima apa-apa dari Pizza Hut. Ini murni tulisan penuh rasa hormat dan kagum pada gerak pengelolaan franchise ini.
Pizza Hut sebagai merk waralaba asing dikelola oleh perusahaan nasional dalam negeri. Sarimelati Kencana Tbk adalah perusahaan pengelola. Mengelola Pizza Hut Restaurant (PHR), Pizza Hut Delivery (PHD) dan Pizza Hut Express (PHE).
Pada laporan keuangan terbuka perusaahan ini, tercatat ada 516 outlet di akhir tahun 2019. Kurang lebih setengahnya PHD dan setengahnya PHR. Untuk PHE masih dalam tahap percobaan di market nampaknya. Belum agresif.
Pizza Hut Restaurant (PHR) berfokus melayani market ekonomi atas. Mereka yang siap dine in di restaurant dan siap bayar mahal. Komponen menunya pun lebih deluxe.
Tapi Pizza Hut ngerti kalo segmen atas ini terbatas dan masa depan kuliner ini ada di Delivery. Maka dilancarkanlah Pizza Hut Delivery (PHD). Jika sahabat bisa melihat jeli, PHD ini cukup menggunakan ruko sempit, lalu hadir di perumahan-perumahan, menyasar segmen tengah.
Konsep PHD juga lebih ringkas, simple dan cepat. Janji mereka 30 menit sampai. Dan memang sampai untuk radius tertentu. Harganya pun lebih low dari PHR. Jika lidah Anda sensitif, memang rasa dibawah PHR. Ada harga, ada rasa. Nampaknya ini konsep Pizza Hut agar pasar PHR gak turun ke bawah.
Setelah hampir 200an outlet PHD di install, Pizza Hut juga sadar ada segmen yang lebih low lagi. Maka meluncurlah Pizza Hut Express yang bentuknya mini booth di mall-mall. Walau yang ini belum banyak. Nampak juga terhambat tumbuh karena pandemi.
Baca Juga : Rebel Food Bakal Masuk Indonesia, Warung Makan dan Restoran Terancam?
Baca Juga : Memilukan Takdir Pahlawan Ekonomi di Negeri Sendiri
Inilah Mazhab Pizza Hut. Sarimelati Kencana Tbk yang sudah melisting sejak 2018 ini, sangat agresif memasuki semua segmen pasar. Tak heran, omset Sales Pizza Hut di 2019 ini mencapai 3,99 T.
Data keuangan perusahaan ini terbuka. Karena memang sudah IPO dengan kode listing saham PZZA. Sehingga kita semua perlu ingat bahwa pasar orang makan pizza khusus brand Pizza Hut ini 3,99 T per tahun, dikerjakan oleh 516 outlet. Ini kerja manajemen yang apik.
Foto dibawah ini saya ambil dari linimasa. Seorang kawan memposting tim Pizaa Hut yang buka booth kecil pinggir jalan. Bikin promo di kaki lima.

Sebagian mengomentarinya sebagai sebuah kegigihan brand besar yang gak malu turun ke jalan. Foto ini diarahkan untuk memotivasi UMKM yang malu-malu untuk ngasong pinggir jalan.
Sebagian lagi mengomentari bahwa brand besar gak pantas bersaing di kaki lima. Ini bukan wilayah Brand Besar, tidak boleh ada Brand Besar di kaki lima.
Untuk kalimat kedua ini Saya cukup ketawa geli. Karena komentar kedua ini tidak ada dasar peraturannya. Memangnya ada proteksi untuk UMKM?
Proteksi pada UMKM hanya bisa diterapkan dengan kekuatan politik. Carrefour tidak boleh membuka outlet besarnya di tengah kota, di Negara asalnya Prancis. Harus dipinggiran. Itulah cara berfikir negara sosialis.
Di zaman Pak Harto, ada undang-undang yang melarang grosir dan eceran perusahaan besar untuk masuk ke perumahan-perumahan. Silakan perusahaan besar berhenti di supermarket besar.
Di zaman orde baru, peternakan pembesaran ayam harus dilakukan oleh peternak rakyat, agar rakyat kecil kebagian share market dari ayam. Perusahaan besar hanya sampai penetasan DOC saja. Gak boleh turun ke peternakan. Lha sekarang?
Ini yang harus disadari oleh UMKM di Indonesia. Bahwa tidak ada istilah proteksi di negeri ini. Ini ring terbuka.
Di negara lain, pedagang kelas berat hanya boleh berada di ring tinju pedagang kelas berat. Heavy Weight vs Heavy Weight. Kelas berat vs kelas berat.
Pedagang kelas bulu ya ringnya sama yang kelas bulu. Pedagang kecil dengan pedagang kecil. Ringnya sama.
Di Indonesia ini, Petinju 96 kg juga satu ring dengan petinju 60 kg. Satu ring. Gak ada ring lain. Ini ring bertarung massal dimana semua petinju jadi satu. Inilah Indonesia.
Lagipula sepengamatan saya UMKM negeri ini gak suka Politik Praktis. Ngomentarin politik iya, tapi berjuang untuk membangun kekuatan politik ekonomi arus bawah pada gak mau. Saya udah nyoba. Jadi ya sudah. Terima saja ring terbuka.
Semoga faham. Di jalanan saat ini, Anda yang kaki lima akan berhadapan dengan perusahaan yang sudah listing di Bursa. Anda yang omsetnya ratusan ribu per hari harus berhadapan dengan yang omsetnya hampir 4 T per tahun
Terima saja, inilah hukum alam ring terbuka di negeri ini. Para kurcaci harus satu ring dengan raksasa. Jadi terima saja.
Maka kuatkan keilmuwan. Perkuat produk. Perkuat hubungan dengan customer. Jaga kualitas kinerja hari demi hari. Jangan ada waktu yang terbuang percuma.
Ingat, ini ring terbuka. Jangan manja.
Ingin mendapatkan tulisan GRATIS dari Ustadz Rendy Saputra seperti ini? Yuk gabung Grup WA GRATIS URS Business Notes >> Ketik : JOIN URS BizNotes kirim ke WA: 085220000122