Kamis, September 25, 2025
No menu items!
BerandaBerita UtamaOptimasi Bisnis Lokal: Menang di Google dan TikTok untuk Menarik Pelanggan

Optimasi Bisnis Lokal: Menang di Google dan TikTok untuk Menarik Pelanggan

Era Baru Pemasaran Digital untuk Bisnis Lokal

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, dunia bisnis mengalami perubahan besar. Jika beberapa tahun lalu media televisi menjadi primadona untuk memasarkan produk, kini internet telah mengambil alih sebagai kanal utama untuk menjangkau pelanggan. Dalam webinar bertajuk “Google atau TikTok: Menang di Mana Pelanggan Anda Berada”, para pakar pemasaran digital berbagi strategi untuk mengoptimalkan bisnis, terutama yang berbasis lokasi, agar lebih mudah ditemukan, menarik lebih banyak pengunjung, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan.

Webinar ini menghadirkan pembicara inspiratif seperti Josef Abbas, seorang pakar pemasaran digital yang dikenal sebagai “ordal” TikTok dan Shopee, serta Ryan, yang berfokus pada optimasi Google. Mereka membahas dua kanal utama yang sedang populer: Google sebagai mesin pencari terbesar dan TikTok sebagai platform media sosial yang sedang naik daun. Artikel ini akan menguraikan inti dari webinar tersebut, memberikan wawasan mendalam tentang cara memanfaatkan kedua platform ini untuk bisnis lokal, serta strategi praktis yang bisa langsung diterapkan.

Mengapa Bisnis Lokal Harus Beradaptasi dengan Perubahan Digital?

Sebelum masuk ke strategi, penting untuk memahami mengapa bisnis lokal harus beradaptasi dengan era digital. Menurut pembicara, dunia telah berubah dari era media tradisional seperti televisi menuju era internet. Bahkan, beberapa media televisi mulai mengurangi jumlah pekerja karena pergeseran perilaku konsumen ke platform digital. Internet menawarkan berbagai kanal, tetapi dua yang paling dominan saat ini adalah mesin pencari (Google) dan media sosial (TikTok).

Perubahan ini dipercepat oleh pandemi, yang memaksa banyak bisnis beralih ke ranah online. Namun, setelah pandemi, terjadi pergeseran menarik: dari online kembali ke offline, tetapi dengan fokus baru pada lokalitas. Konsumen kini lebih sering mencari produk atau jasa yang dekat dengan lokasi mereka, baik melalui Google Maps, TikTok, atau platform lain seperti GoFood dan Shopee Food. Inilah yang disebut sebagai era “local”, di mana bisnis berbasis lokasi memiliki peluang besar untuk menarik pelanggan dengan strategi yang tepat.

Namun, tantangan besar yang dihadapi bisnis lokal adalah visibilitas. Banyak bisnis yang sebenarnya memiliki produk atau jasa berkualitas tinggi, tetapi gagal menarik pelanggan karena tidak terlihat di platform digital. Lebih buruk lagi, beberapa bisnis yang dulu ramai kini mulai dilupakan oleh pasar karena gagal beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen. Oleh karena itu, optimasi di Google dan TikTok menjadi krusial untuk memastikan bisnis tetap relevan dan kompetitif.

Google vs. TikTok: Mana yang Lebih Efektif untuk Bisnis Lokal?

Salah satu pertanyaan utama dalam webinar ini adalah: Google atau TikTok? Jawabannya tidak sederhana, karena keduanya memiliki keunggulan masing-masing dan bisa saling melengkapi. Berikut adalah penjelasan mendetail tentang peran kedua platform ini dalam strategi pemasaran bisnis lokal.

Google: Mesin Pencari untuk Intent Tinggi

Google tetap menjadi raja mesin pencari, dengan miliaran pencarian dilakukan setiap hari. Ketika seseorang mencari “restoran terdekat”, “klinik gigi di Jakarta”, atau “toko sepatu di Bintaro”, Google adalah tempat pertama yang mereka kunjungi. Inilah yang membuat Google sangat powerful untuk bisnis lokal, karena pencarian di Google biasanya menunjukkan intent tinggi—artinya, pengguna sudah memiliki niat untuk membeli atau menggunakan jasa.

Namun, untuk muncul di hasil pencarian Google, bisnis perlu mengoptimalkan kehadiran mereka melalui Google My Business (GMB). GMB adalah alat gratis yang memungkinkan bisnis untuk mengelola informasi seperti alamat, jam operasional, nomor telepon, dan ulasan pelanggan. Dengan GMB, bisnis bisa muncul di Google Maps dan hasil pencarian lokal, yang sangat penting untuk menarik pelanggan di sekitar lokasi.

Tips Optimasi Google My Business:

  1. Lengkapi Profil dengan Informasi Lengkap: Pastikan alamat, nomor telepon, dan jam operasional akurat. Tambahkan foto berkualitas tinggi dari lokasi bisnis, produk, atau jasa yang ditawarkan.
  2. Kumpulkan Ulasan Positif: Ulasan pelanggan sangat memengaruhi peringkat di Google. Dorong pelanggan untuk memberikan ulasan dan tanggapi setiap ulasan, baik positif maupun negatif, dengan profesional.
  3. Gunakan Fitur Posting: GMB memungkinkan bisnis untuk memposting promosi, acara, atau pembaruan. Manfaatkan fitur ini untuk menarik perhatian pelanggan.
  4. Optimalkan Kata Kunci Lokal: Gunakan kata kunci yang relevan dengan lokasi, seperti “restoran di Bintaro” atau “klinik kecantikan di Tangerang”, dalam deskripsi bisnis.

Selain GMB, bisnis juga bisa memanfaatkan iklan Google Ads untuk menargetkan audiens lokal. Dengan menargetkan kata kunci spesifik dan membatasi jangkauan geografis, iklan Google bisa sangat efektif untuk mendatangkan pelanggan langsung ke lokasi bisnis.

TikTok: Media Sosial untuk Awareness dan Engagement

Jika Google menangkap pelanggan dengan intent tinggi, TikTok adalah platform untuk membangun awareness dan engagement. TikTok telah menjadi fenomena global, dengan jutaan pengguna di Indonesia yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton video pendek. Yang menarik, TikTok kini tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga sebagai mesin pencari alternatif, terutama oleh generasi muda.

Banyak pengguna TikTok yang mencari rekomendasi restoran, klinik kecantikan, atau toko lokal melalui video-videonya. Misalnya, seorang pengguna mungkin mengetik “makanan enak di Jakarta” di TikTok dan menemukan video review dari kreator konten. Inilah yang membuat TikTok sangat powerful untuk bisnis lokal: kemampuannya untuk menjangkau audiens secara organik melalui konten kreatif.

Tips Optimasi TikTok untuk Bisnis Lokal:

  1. Buat Konten yang Autentik dan Menarik: TikTok menyukai konten yang terasa personal dan tidak terlalu “jualan”. Misalnya, buat video behind-the-scenes dari dapur restoran, tutorial singkat di klinik kecantikan, atau testimoni pelanggan.
  2. Manfaatkan Kreator Konten: Kolaborasi dengan kreator lokal (Key Opinion Leaders/KOL) bisa meningkatkan visibilitas. Pilih kreator yang audiensnya sesuai dengan target pasar Anda.
  3. Gunakan Hashtag Lokal: Tambahkan hashtag seperti #JakartaFood atau #BintaroBeauty untuk menjangkau audiens di area tertentu.
  4. Ikuti Tren: TikTok adalah platform yang sangat tren-driven. Gunakan musik, filter, atau format video yang sedang populer untuk meningkatkan peluang masuk ke For You Page (FYP).

Selain konten organik, TikTok juga menawarkan iklan berbayar seperti TikTok Ads, yang memungkinkan bisnis menargetkan audiens berdasarkan lokasi, usia, dan minat. TikTok Go, fitur baru dari TikTok, juga memungkinkan bisnis lokal untuk bekerja sama dengan afiliator yang mempromosikan produk atau jasa langsung ke audiens di area tertentu.

Google dan TikTok: Kombinasi Sempurna

Pembicara dalam webinar menegaskan bahwa memilih antara Google dan TikTok adalah kesalahan. Kedua platform ini seharusnya digunakan bersamaan untuk menciptakan strategi pemasaran yang holistik. Google menangkap pelanggan yang sudah siap membeli, sementara TikTok membangun kesadaran merek dan menarik audiens baru. Dengan menggabungkan keduanya, bisnis lokal bisa menciptakan funnel pemasaran yang efektif:

  • Awareness (TikTok): Gunakan TikTok untuk memperkenalkan bisnis Anda kepada audiens baru melalui konten kreatif dan kolaborasi dengan kreator.
  • Consideration (Google): Pastikan bisnis Anda mudah ditemukan di Google saat audiens mulai mencari informasi lebih lanjut.
  • Conversion (TikTok dan Google): Dorong pembelian melalui promosi di TikTok atau informasi lengkap di GMB yang mengarahkan pelanggan ke lokasi bisnis.

Strategi Pemasaran Lokal: Menarik Pelanggan di Sekitar Anda

Salah satu fokus utama webinar adalah bagaimana bisnis lokal bisa menarik pelanggan di sekitar lokasi mereka. Berikut adalah strategi praktis yang dibagikan oleh Josef Abbas dan Ryan:

1. Memanfaatkan Affiliate Marketing untuk Bisnis Lokal

Affiliate marketing, yang biasanya diasosiasikan dengan bisnis online seperti penjualan gadget atau skincare, kini mulai merambah ke bisnis lokal. Platform seperti Shopee Food dan TikTok Go memungkinkan bisnis lokal untuk bekerja sama dengan afiliator yang mempromosikan restoran, klinik, atau toko mereka kepada audiens di area tertentu.

Contoh Implementasi:

  • Sebuah restoran di Bintaro bisa bekerja sama dengan afiliator TikTok Go untuk membuat video review makanan mereka. Afiliator ini akan memposting video ke audiens lokal, mengarahkan mereka untuk memesan melalui aplikasi seperti GoFood atau datang langsung ke restoran.
  • Klinik kecantikan bisa menawarkan kode promo khusus melalui afiliator Shopee Food, yang kemudian dibagikan ke audiens di platform tersebut.

Tips untuk Affiliate Marketing:

  • Pilih afiliator yang memiliki audiens di area target Anda.
  • Berikan insentif menarik, seperti diskon atau komisi, untuk memotivasi afiliator.
  • Pantau performa afiliator melalui metrik seperti jumlah klik, pemesanan, atau kunjungan ke lokasi.

2. Upselling: Mengubah Biaya Menjadi Peluang

Salah satu strategi paling menarik yang dibagikan oleh Josef adalah konsep upselling, yaitu menawarkan produk atau jasa tambahan kepada pelanggan yang sudah datang. Banyak pebisnis menganggap potongan harga atau promosi sebagai “biaya” yang merugikan. Padahal, jika dilakukan dengan benar, promosi ini bisa menjadi first funnel untuk menarik pelanggan, yang kemudian diarahkan ke pembelian bernilai lebih tinggi.

Contoh Upselling:

  • Klinik Gigi: Sebuah klinik menawarkan pembersihan karang gigi seharga Rp150.000, jauh di bawah harga pasar (Rp500.000). Setelah pelanggan datang, klinik menawarkan pemutihan gigi gratis untuk satu gigi sebagai “sampel”. Jika pelanggan ingin memutihkan semua gigi, mereka ditawari paket seharga Rp250.000. Selanjutnya, klinik menawarkan paket perawatan 6 bulan seharga Rp1,5 juta dengan diskon 50%. Bahkan, jika pelanggan menunjukkan ketertarikan, klinik bisa menawarkan pemasangan behel seharga Rp5 juta atau lebih.
  • Restoran: Restoran bisa menawarkan minuman gratis untuk menarik pelanggan datang. Setelah pelanggan berada di restoran, mereka ditawari paket makanan dengan diskon 20% atau membership untuk kunjungan berikutnya.

Tips untuk Upselling:

  • Mulai dengan penawaran yang sangat menarik (bahkan gratis) untuk menarik pelanggan masuk.
  • Pastikan produk atau jasa tambahan yang ditawarkan memiliki nilai nyata bagi pelanggan.
  • Hitung margin dengan cermat agar upselling tetap menguntungkan.

3. Broadcast Marketing dengan WhatsApp dan SMS

Untuk bisnis dengan anggaran terbatas, broadcast marketing melalui WhatsApp atau SMS bisa menjadi solusi efektif. Josef menjelaskan bahwa bisnis bisa memanfaatkan database dari provider seperti Telkomsel atau Indosat untuk mengirim pesan promosi ke audiens di area tertentu. Database ini memungkinkan segmentasi berdasarkan pekerjaan, strata ekonomi, dan lokasi.

Contoh Implementasi:

  • Sebuah klinik gigi di Jakarta bisa mengirim pesan WhatsApp ke pengguna Telkomsel di radius 5 km dari lokasi klinik, menawarkan pembersihan karang gigi seharga Rp150.000.
  • Restoran di daerah kecil bisa mengirim SMS promosi tentang menu baru atau diskon khusus untuk pemesanan di hari tertentu.

Tips untuk Broadcast Marketing:

  • Pastikan pesan singkat, jelas, dan memiliki call-to-action (misalnya, “Pesan sekarang di GoFood!” atau “Kunjungi klinik kami hari ini!”).
  • Hindari spam dengan mengirim pesan hanya ke audiens yang relevan.
  • Uji coba dengan anggaran kecil untuk mengukur efektivitas sebelum meningkatkan skala.

4. Ripple Effect: Memulai dari Lingkaran Kecil

Bagi bisnis baru dengan anggaran minim, Josef menyarankan untuk memulai dari ripple effect, yaitu membangun basis pelanggan dari lingkaran kecil (teman, keluarga, pelanggan setia) dan meminta mereka untuk membantu mempromosikan bisnis. Misalnya, restoran bisa meminta pelanggan untuk memposting makanan mereka di Instagram Story atau TikTok dengan imbalan diskon kecil.

Contoh Implementasi:

  • Seorang pemilik cloud kitchen meminta teman-temannya untuk memposting foto makanan di Instagram Story dengan hashtag lokal seperti #JakartaFood. Setiap posting diberi imbalan diskon 10% untuk pesanan berikutnya.
  • Klinik kecantikan bisa mengadakan “referral program” di mana pelanggan yang mengajak teman mendapat potongan harga untuk treatment berikutnya.

Tips untuk Ripple Effect:

  • Mulai dengan pelanggan yang sudah puas dengan produk atau jasa Anda.
  • Berikan insentif sederhana untuk mendorong promosi organik.
  • Gunakan platform seperti TikTok untuk memperluas jangkauan melalui konten yang dibagikan pelanggan.

Tantangan Bisnis Lokal dan Solusinya

Selama webinar, banyak peserta yang mengungkapkan tantangan mereka dalam mengembangkan bisnis lokal. Berikut adalah beberapa tantangan umum beserta solusi yang dibagikan:

Tantangan 1: Visibilitas Rendah

Banyak bisnis lokal yang tidak terlihat oleh pelanggan potensial, baik karena tidak muncul di Google maupun karena engagement rendah di media sosial.

Solusi:

  • Optimalkan Google My Business untuk memastikan bisnis muncul di pencarian lokal.
  • Buat konten reguler di TikTok dan Instagram dengan fokus pada tren lokal dan kolaborasi dengan kreator.
  • Gunakan iklan berbayar dengan anggaran kecil untuk meningkatkan visibilitas awal.

Tantangan 2: Engagement Rendah di Media Sosial

Banyak bisnis yang merasa sulit bersaing dengan kreator konten di TikTok atau Instagram, karena akun bisnis cenderung memiliki engagement lebih rendah.

Solusi:

  • Terima bahwa engagement akun bisnis memang lebih rendah daripada akun kreator, tetapi fokuslah pada konversi (pemesanan atau kunjungan).
  • Kolaborasi dengan kreator lokal untuk memanfaatkan audiens mereka.
  • Gunakan iklan TikTok untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang relatif terjangkau.

Tantangan 3: Kompetisi Ketat

Banyak bisnis lokal yang menawarkan produk atau jasa serupa, sehingga sulit untuk menonjol di antara kompetitor.

Solusi:

  • Gunakan strategi upselling untuk menawarkan nilai tambah yang tidak dimiliki kompetitor.
  • Fokus pada pelayanan pelanggan yang luar biasa untuk menciptakan loyalitas.
  • Manfaatkan data lokal (misalnya, melalui Google Analytics atau TikTok Insights) untuk memahami preferensi audiens di area Anda.

Tantangan 4: Anggaran Terbatas

Bisnis kecil, seperti cloud kitchen atau klinik baru, sering kali kesulitan mengalokasikan anggaran untuk pemasaran.

Solusi:

  • Mulai dengan strategi organik seperti ripple effect dan konten media sosial.
  • Gunakan platform gratis seperti Google My Business untuk meningkatkan visibilitas.
  • Jika menggunakan iklan, mulailah dengan anggaran kecil (misalnya, Rp50.000 per hari) dan ukur hasilnya sebelum meningkatkan investasi.

Studi Kasus: Sukses Bisnis Lokal dengan Google dan TikTok

Untuk memberikan gambaran nyata, berikut adalah beberapa studi kasus yang dibagikan dalam webinar:

Studi Kasus 1: Beauty Studio di Bintaro

Josef Abbas berbagi pengalamannya mengembangkan beauty studio dari satu outlet kecil di rumah hingga tiga cabang, termasuk satu di lokasi strategis di Bintaro. Kunci suksesnya adalah:

  • TikTok: Josef menggunakan TikTok untuk memposting video behind-the-scenes dari treatment di studio, seperti proses facial atau laser. Ia juga berkolaborasi dengan kreator lokal untuk membuat review jasa mereka, yang meningkatkan awareness di kalangan audiens muda.
  • Google My Business: Dengan mengoptimalkan GMB, beauty studio-nya muncul di pencarian “klinik kecantikan di Bintaro”. Josef memastikan profil GMB-nya dilengkapi dengan foto berkualitas, ulasan pelanggan, dan posting promosi reguler.
  • Upselling: Studio menawarkan paket treatment dengan harga kompetitif untuk menarik pelanggan baru, kemudian menawarkan membership bulanan atau paket premium untuk meningkatkan pendapatan.

Hasilnya, beauty studio ini berhasil menarik pelanggan dari radius 5-10 km dan meningkatkan omset hingga tiga kali lipat dalam dua tahun.

Studi Kasus 2: Cloud Kitchen dengan Anggaran Minim

Seorang peserta webinar, Dini Nurul Janah, bertanya tentang strategi untuk cloud kitchen barunya yang memiliki anggaran sangat terbatas. Josef menyarankan:

  • Ripple Effect: Dini diminta memanfaatkan lingkaran teman dan pelanggan setia untuk memposting konten di Instagram Story atau TikTok. Ia bisa menawarkan diskon kecil sebagai insentif.
  • Konten Organik: Alih-alih mengeluarkan banyak uang untuk iklan, Dini disarankan membuat video pendek di TikTok yang menunjukkan proses memasak atau keunikan menu. Misalnya, video “5 menit bikin ayam geprek super pedas” dengan musik tren.
  • Join Platform seperti GoFood: Setelah membangun basis pelanggan kecil, Dini bisa bergabung dengan GoFood untuk memperluas jangkauan tanpa perlu investasi besar di awal.

Dengan strategi ini, Dini diharapkan bisa meningkatkan engagement secara bertahap dan membangun basis pelanggan lokal yang kuat.

Momen Strategis: Memanfaatkan Back-to-School dan Musim Libur

Webinar ini diadakan pada waktu yang strategis, menjelang musim back-to-school dan libur sekolah. Menurut Josef, musim ini adalah peluang emas untuk bisnis lokal, terutama yang bergerak di bidang makanan, jasa, atau ritel. Berikut adalah beberapa cara untuk memanfaatkan momen ini:

  • Promosi Bertema Libur: Restoran bisa menawarkan paket keluarga atau menu khusus untuk anak-anak selama libur sekolah. Klinik kecantikan bisa mengadakan promosi “back-to-school glow-up” untuk remaja.
  • Kolaborasi dengan Sekolah atau Komunitas Lokal: Bisnis bisa mensponsori acara sekolah atau komunitas untuk meningkatkan visibilitas. Misalnya, restoran bisa menyediakan katering untuk acara sekolah dengan harga khusus.
  • Iklan Lokal Bertarget: Gunakan TikTok Ads atau Google Ads untuk menargetkan keluarga dengan anak-anak di area tertentu, dengan pesan yang relevan seperti “Nikmati libur sekolah dengan makan enak di [nama restoran]!”

Kesimpulan: Langkah Nyata untuk Bisnis Lokal yang Sukses

Webinar ini menegaskan bahwa kesuksesan bisnis lokal di era digital tidak terjadi secara instan. Dibutuhkan strategi yang terencana, konsistensi, dan kemauan untuk belajar hal baru. Berikut adalah langkah nyata yang bisa diambil oleh pebisnis lokal berdasarkan wawasan dari webinar:

  1. Optimalkan Kehadiran di Google: Daftar dan lengkapi profil Google My Business, kumpulkan ulasan, dan gunakan kata kunci lokal untuk meningkatkan visibilitas.
  2. Bangun Awareness di TikTok: Buat konten kreatif, manfaatkan kreator lokal, dan ikuti tren untuk menarik audiens baru.
  3. Terapkan Upselling: Gunakan promosi murah atau gratis sebagai first funnel, lalu tawarkan produk atau jasa tambahan untuk meningkatkan pendapatan.
  4. Manfaatkan Affiliate dan Broadcast Marketing: Kerja sama dengan afiliator di Shopee Food atau TikTok Go, serta gunakan WhatsApp/SMS untuk promosi bertarget.
  5. Mulai dari Lingkaran Kecil: Bangun basis pelanggan melalui ripple effect dengan memanfaatkan pelanggan setia dan komunitas lokal.
  6. Manfaatkan Momen Strategis: Persiapkan promosi untuk momen seperti back-to-school atau libur akhir tahun untuk memaksimalkan omset.

Seperti yang dikatakan Josef, “Pusing setelah belajar adalah tanda bahwa Anda sedang berkembang.” Meskipun strategi ini mungkin terasa overwhelming di awal, kuncinya adalah memulai dari langkah kecil, mengukur hasil, dan terus mengoptimalkan. Dengan menggabungkan kekuatan Google dan TikTok, bisnis lokal tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments