Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, dan memohon ampunan-Nya. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Selamat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.
Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah, mari kita renungkan kondisi umat Islam saat ini. Terlihat jelas bahwa ada kemunduran dan kelemahan dalam ibadah kita kepada Allah SWT. Jika kita introspeksi, kita akan menemukan bahwa komitmen kita dalam beribadah semakin lemah seiring berjalannya waktu. Hal ini menjadi fenomena umum di zaman sekarang. Namun, tentu ada sebab-sebab yang menyebabkan kemunduran ini.
1. Kurangnya Mujahadah dalam Beribadah
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69).
Kurangnya usaha untuk mempertahankan keimanan dan komitmen dalam beribadah menjadi salah satu penyebab utama kelemahan ibadah. Seringkali kita merasa lemah dan tidak ingin bersabar dalam menjalankan ibadah, meskipun kita menyadari kelemahan tersebut. Misalnya, ketika terlambat bangun subuh dan tidak sempat melaksanakan tahajud atau witir, kita hanya menyesal tanpa berusaha memperbaiki diri dengan tidak bergadang atau menggunakan alarm.
2. Menunda-nunda Amalan Ibadah
Menunda-nunda ibadah juga menjadi sebab kelemahan dalam beribadah. Ketika ibadah ditunda, menjadi berat untuk melaksanakannya dan akhirnya terluputkan. Allah SWT menggambarkan kondisi orang-orang munafik yang menunda-nunda ibadah dalam Al-Quran:
“Orang-orang (munafik) itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: ‘Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?’ Mereka menjawab: ‘Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sampai datang ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu.” (QS. Al-Hadid: 14).
Menunda-nunda ini menyebabkan seseorang menjadi malas dalam beribadah. Ketika azan Zuhur berkumandang, seseorang menunda salat hingga terluputkan salat rawatib dan bahkan salat berjamaah. Hal ini terus berlanjut hingga meninggalkan amalan-amalan sunah lainnya.
3. Terlalu Sibuk Mengejar Dunia
Terlalu berlebihan dalam mencari kehidupan dunia dan kenikmatannya yang sementara juga menjadi sebab kelemahan ibadah. Allah SWT mengingatkan kita:
“Dan kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20).
Obsesi yang tinggi untuk meraih kesuksesan dunia membuat kita lupa membangun akhirat. Banyak orang menghabiskan waktu muda untuk bekerja demi menikah, membangun keluarga, memiliki rumah, dan kendaraan. Seluruh waktu tersita untuk mengejar dunia hingga melupakan akhirat.
4. Terjatuh dalam Perbuatan Maksiat
Seringkali kita terjatuh dalam perbuatan maksiat dan tidak segera bertobat. Allah SWT berfirman:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133).
Setiap kali terjatuh dalam maksiat, kita diperintahkan untuk segera bertobat. Menyesali perbuatan tersebut, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan melakukan amalan kebaikan sebagai penutup kekurangan.
5. Pengaruh Media Sosial
Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah, di zaman sekarang, pengaruh media sosial juga sangat besar. Banyak waktu, harta, dan keimanan kita terkikis akibat sibuk dengan media sosial. Hendaknya kita bijak dalam menggunakan sarana tersebut untuk memperkuat keimanan dan menambah motivasi beribadah, bukan menghabiskan waktu dalam hal-hal yang tidak bermanfaat.
Penutup
Di hari Jumat yang mulia ini, marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar diberikan komitmen dan istikamah dalam mengamalkan amal saleh. Semoga Allah menjaga kita dari segala hal yang bisa melemahkan keimanan dan ibadah kita. Marilah kita memperbanyak salawat kepada Nabi Muhammad, sebagaimana Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk beliau:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56).
Semoga kita semua senantiasa diberikan taufik dan hidayah oleh Allah SWT. Aamiin.
Keyword : kelemahan ibadah, memperkuat keimanan, khutbah jumat, ustadz Aswanto Muhammad Takwi, kemunduran spiritual, pentingnya mujahadah, dampak media sosial, keseimbangan dunia akhirat, cara bertobat, tips ibadah harian