Kamis, September 25, 2025
No menu items!
BerandaOpiniEkosistem Ekonomi Vietnam

Ekosistem Ekonomi Vietnam

Oleh : Rendy Saputra

Salah satu sahabat yang sedang di Belanda, nge share postingan Fan Page Simon Wilson. Pegiat konten di FB. Sedang meliput geliat ekonomi di Vietnam.

Sahabat ini memang belajar engineering dan polycy analysis di TU Delft, Belanda. Jadi memang concern dengan postingan seperti ini. Sahabat diskusi. Mas Rihan Handaulah, S1 nya di Elektro ITB.

Nilai produksi domestik Vietnam bertumbuh hingga 6,7% di tahun 2019. Bahkan sempat hit the record, tumbuh 8%. Sementara di Indonesia berkutat di 5%.

Liputan ini menarik, karena ia meliput kedalam relung paling real dalam denyut ekonomi vietnam.

Ruko-ruko di Vietnam berubah menjadi pusat-pusat produksi. Pekerja Vietnam bahkan bekerja 17 jam siang malam tanpa henti. Dalam akad upah yang disepakati. Setiap orang bisa memulai berproduksi dengan lapang.

Nampaknya pemerintah Vietnam punya cara tersendiri dalam merangsang ekonomi bertumbuh.

Relaksasi pajak untuk usaha kecil diberikan. Tidak ada pungutan paksa yang mengganggu para start up untuk bertumbuh.

Tidak ada regulasi penataan letak pemukiman yang bikin repot. Selama mau berproduksi, tetangga OK-OK saja, silakan berproduksi. Di negeri kita gak bisa, kalo ada berproduksi di perumahan, siap-siap didatangi petugas.

Berproduksi juga longgar. Silakan saja jualan. Selama marketnya mau nerima, cocok, silakan berjualan. Di negeri ini terkadang regulasi produk jadi hambatan, usaha kecil yang masih berproses mengurus perijinan sudah direpotkan ini itu, kayak sengaja melindungi yang besar.

Seorang kawan yang pivot jualan cairan pel lantai saja harus berhadapan dengan laporan hukum karena tak lengkap ijin. Kadang-kadang sangat sulit sangka baik sama negara kalo sudah begini.

Ada sahabat yang mulai membesar konveksinya di pemukiman, dihantam undang-undang tata kota, harus pindah, harus ditutup dan lain sebagainya.

Instrumen negara yang harusnya melayani publik, berubah jadi mencari rente di masyarakat. Akhirnya beliau kasih “uang damai”, petugas gak ganggu lagi, kembali bisa beroperasi. Ajaib.

Saya ngerti tulisan ini gak ada gunanya. He he he.

Iyah, karena jika kita ingin semaju Vietnam, bertumbuh se agresif Vietnam, maka pendekatannya harus pada kebijakan.

Renovasi kesejahteraan negeri ini harus dipacu lewat pendekatan politik, bukan dengan tulisan curhat di Grup WA yang malu-malu kayak gini. Gak akan ada gunanya, cuma indah dibaca, habis itu ya udah, sulit lagi.

Tapi kan UMKM negeri ini alergi politik. Ada pejuang UMKM yang kayaknya mau bikin parpol aja langsung dimusuhin, dianggap cari massa dan menggunakan UMKM untuk kekuasaan.

Ya inilah hasilnya. Ekosistem yang tidak mendukung UMKM.

Akhirnya saran saya cuma satu : sabar aja. Silakan berjuang di alam ekosistem bisnis yang berat seperti Indonesia.

Selamat menikmati.

Dikejar syarat-syarat legal.
Dikejar pajak berlapis.
Dikejar pungutan.
Dipersulit petugas.
Dibanjiri pesaing produk impor.
Dibebani tagihan bulanan yang gak masuk akal.
Dibebani bahan bakar mahal.

Selamat deh. Kekuatan politik gak punya. Kompetensi bisnis alakadarnya. Ekosistem berpihak pada konglomerat.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2604952703156282&id=1736301543354740

Ingin mendapatkan tulisan GRATIS dari Ustadz Rendy Saputra seperti ini? Yuk gabung Grup WA GRATIS URS Business Notes >> Ketik : JOIN URS BizNotes kirim ke WA: 085220000122

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments