Kamis, September 25, 2025
No menu items!
BerandaNasionalBanjir Bandang dan Longsor Landa Sulsel dan Jabar, Ribuan KK Terdampak

Banjir Bandang dan Longsor Landa Sulsel dan Jabar, Ribuan KK Terdampak

Berdaulat.id, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor, mendominasi kejadian pada pekan pertama Juli 2025. Berdasarkan data yang dihimpun dari Sabtu (5/7) pukul 07.00 WIB hingga Minggu (6/7) pukul 07.00 WIB, bencana ini melanda Provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Barat, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mengganggu ribuan kepala keluarga (KK).

Banjir Bandang di Sulawesi Selatan

  1. Kabupaten Bantaeng
    Banjir bandang melanda empat kecamatan, yakni Bantaeng, Bissappu, Uluere, dan Eremerasa, pada Sabtu (5/7) pukul 03.00 WITA, akibat hujan intensitas tinggi. Sebanyak 1.295 KK terdampak, dengan kerusakan meliputi 1.295 unit rumah, dua tanggul sungai, dua akses jalan, dan lahan pertanian. BPBD Bantaeng telah berkoordinasi untuk pendataan dan evakuasi. Hingga Sabtu, air mulai surut, dan warga memulai pembersihan.
  2. Kabupaten Bulukumba
    Banjir bandang terjadi pada Sabtu (5/7) pukul 08.10 WITA di Kecamatan Ujung Bulu, Ujung Loe, Gantarang, dan Bulukumpa, dipicu luapan sungai akibat hujan deras. Sebanyak 1.950 KK terdampak, dengan kerusakan 1.950 unit rumah, satu akses jalan, dua jembatan, dan dua tanggul. BPBD Bulukumba melakukan evakuasi dan pendataan, dengan kondisi banjir telah surut pada Sabtu.
  3. Kabupaten Bone
    Banjir menggenangi sembilan kecamatan, yaitu Palakka, Mare, Ponre, Awangpone, Tonra, Kahu, Ulaweng, Tanete Riattang Timur, dan Patimpeng, berdampak pada 500 KK dan 500 unit rumah. Tiga jembatan dan satu bendungan juga rusak. BPBD Bone terus melakukan evakuasi dan penanganan, dengan petugas masih bekerja di lapangan hingga Sabtu.
  4. Kabupaten Sinjai
    Tanah longsor dan banjir melanda Kecamatan Sinjai Tengah, Sinjai Selatan, Sinjai Barat, Borong, dan Bulupoddo pada Sabtu (5/7) pukul 08.00 WITA, akibat hujan deras yang meningkatkan debit air Sungai Mangngottong, Tangka, Kalamisu, dan Apareng. Dua orang mengalami luka berat, dan sejumlah fasilitas rusak. BPBD Sinjai mengerahkan alat berat untuk menangani wilayah terisolasi akibat longsor. Status tanggap darurat diperpanjang hingga 15 Juli 2025 berdasarkan Keputusan Bupati Sinjai Nomor 419 Tahun 2025. Penanganan masih berlangsung.

Tanah Longsor di Jawa Barat

  1. Kabupaten Bandung Barat
    Longsor terjadi di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, pada Sabtu (5/7) pukul 18.15 WIB, akibat curah hujan tinggi, tanah labil, dan kemiringan ekstrem. Satu orang meninggal dunia, tujuh KK (11 jiwa) mengungsi, serta satu rumah rusak berat dan tiga rumah lain terancam. BPBD Bandung Barat melakukan evakuasi, distribusi logistik, dan pengalihan jalan. Penanganan masih berlangsung, dengan warga mengungsi ke rumah kerabat.
  2. Kabupaten Bogor
    Longsor melanda lima kecamatan, yaitu Dramaga, Kemang, Ciampea, Cibungbulang, dan Megamendung, pada Sabtu (5/7), akibat hujan deras dan tanah labil. Dua korban dilaporkan hilang, dengan kerusakan meliputi dua rumah rusak ringan, satu rumah rusak sedang, tiga rumah terancam, satu fasilitas ibadah, satu akses jalan, dan dua tembok penahan tanah. BPBD Bogor memberikan edukasi kebencanaan, namun evakuasi di Desa Cipayung Girang tertunda karena tanah masih labil dan debit air Kali Ciesek tinggi. Kebutuhan mendesak meliputi terpal, bronjong, dan logistik darurat. Petugas masih menangani lokasi kejadian.

Imbauan BNPB

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir bandang dan longsor, terutama saat hujan lebat berkepanjangan. Warga di daerah rawan, seperti lereng bukit, tebing curam, atau bantaran sungai, diminta memantau lingkungan dan segera mengungsi jika hujan deras berlangsung lebih dari satu jam, terutama jika air sungai berubah warna atau terdengar gemuruh dari lereng. Masyarakat diarahkan untuk mengikuti petugas lapangan dan menghindari informasi tidak valid. Pemerintah daerah diminta memantau sungai, menyusur jalur evakuasi, dan menyiapkan lokasi pengungsian sementara.

Penanganan darurat terus dilakukan di wilayah terdampak, dengan fokus pada evakuasi, pendataan, dan pemulihan akses serta distribusi bantuan logistik untuk mendukung warga yang terkena dampak bencana.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments