Kamis, September 25, 2025
No menu items!
BerandaArtikelAdab-Adab Jum’at Sesuai Sunnah Rasul

Adab-Adab Jum’at Sesuai Sunnah Rasul

Adab-Adab Jum’at Sesuai Sunnah Rasul

Yang dimaksud dengan sunnah Rasul dalam  tulisan ini adalah petunjuk Nabi dan atau tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengisi hari dan atau malam Jum’at. Khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah salat Jum’at.

Jadi yang dimaksud dengan sunnah Rasul  di sini adalah etika dan adab Jum’at sebagaimana yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau sesuai sunnah Rasul.

Karena arti sunnah Rasul yang sesungguhnya adalah tuntunan dan  atau petunjuk hidup dan bergama yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lalu, apa  etika dan adab Jum’at sesuai sunnah Rasul di hari dan malam Jum’at?

Tulisan ini akan mengemukakan 11 amalan yang merupakan adab Jum’at sebagaimana disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mari baca dan amalkan semoga dapat ilmu dan pahala serta syafa’at baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam

  1. Mandi Jum’at

Diantara sunnah Rasul di hari Jum’at adalah mandi. Anjuran mandi ini sangat ditekankan bagi mereka yang akan menghadiri pelaksanaan ibadah salat Jum’at.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam;

إذا أراد أحدُكم أن يأتي الجمعة، فليغتَسِل

“Jika salah seorang diantara kalian hendak mendatangi salat Jum’at hendaknya ia mandi” (terj. HR. Muslim).

2. Mengenakan Pakaian Terbaik dan Memakai Parfum

Sunnah Rasul yang berikutnya bagi yang akan menghadiri dan atau mengikuti pelaksanaan ibadah Salat Jum’at adalah mengenakan pakaian terbaik dan memakai parfum.

Anjuran itu berdasarkan sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

غسل الجمعة واجبٌ على كل محتلم، والسواك، وأن يمسَّ مِن الطِّيب ما يقدر عليه

 “Setiap muslim hendaknya mandi pada hari Jum’at, memakai pakaian bagus, dan jika memiliki parfum hendaknya ia menggunakannya”. (terj. HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud).

  • 3. Berangkat ke Masjid Lebih Awal

Sunnah Rasul yang selanjutnya pada hari Jum’at adalah berangkat salat Jum’at ke masjid lebih awal. Rasul mengabarkan, orang yang berangkat jum’atan lebih awal seolah-olah seperti berkurban dengan seekor Unta.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,

مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at, kemudian ia berangkat salat Jum’at  pada waktu yang pertama, maka ia seolah-olah berkurban seekor Unta”. (terj. HR. Malik, Bukhari, dan Tirmidzi).

  • 4. Melakukan Salat Sunnat 4 Raka’at atau Lebih ketika Masuk Masjid

Sunnah Rasul yang lainnya di hari Jum’at, khususnya saat masuk masjid untuk menunaikan salat Jum’at adalah melakukan salat sunnat  4 raka’at atau lebih saat masuk Masjid. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah;

“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, bersuci semampunya, memakai minyak rambut, atau menggunakan wewangian (parfum) dari rumahnya kemudian pergi ke masjid, tidak memisahkan antara dua orang (yang duduk berdampingan) kemudian salat sunnat seperti ditakdirkan untuknya, lalu diam mendengarkan khotbah melainkan dosa-dosanya antara Jum’at tersebut dengan Jum’at yang lalu diampuni, selagi dia tidak melakukan dosa-dosa besar”. (terj. HR. Bukhari dan Ahmad).

  • 5. Tidak Melakukan Perbuatan Sia-sia saat Khotbah Berlangsung

Saat khotbah berlangsung dilarang mengucapkan perkataan dan atau melakukan perbuatan sia-sisa, seperti ngobrol dan atau main Hand Phone. Rasul mengingatkan melalui sabdanya:

“Jika kamu mengatakan kepada temanmu saat imam/khatib berkhotbah pada hari Jum’at  ‘’diamlah” maka kamu telah melakukan hal yang sia-sia”. (terj. HR. Muslim dan Ahmad).

Dalam hadis lain beliau bersabda;

“Barangsiapa yang memain-mainkan pasir (saat khotbah berlangsung) maka sungguh ia telah melakukan hal sia-sia. Dan Barangsiapa yang melakukan perbuatan sia-sia, maka tidak ada (pahala) Jum’at (yang sempurna) baginya”. (terj. HR. Abu Daud).

Jika mengucapkan satu kata dan atau melakukan satu dua gerakan saja dianggap sia-sia dan menggugurkan pahala Jum’at, lalu bagaimana dengan yang mengobrol atau main HP, baca Wa, main game, saat khotbah berlangsung?

  • 6. Ketika Masuk Masjid saat Khotbah Berlangsung

Jika seseorang masuk Masjid saat khotbah Jum’at sedang berlangsung hendaknya ia mengerjaakan salat sunnat Tahiyatul Masjid dengan ringan (singkat).

Hal ini berdasarklansabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Apabila salah seorang diantara kalian datang (masuk masjid) pada hari Jum’at pada saat imam/khatib sedang berkhotbah, maka  hendaknya ia salat dua raka’at dengan melakukan hal-hal yang wajib saja dalam dua raka’at tersebut”. (terj. HR. Muslim dan Ahmad).

Hal itu (salat Tahiyatul Masjid dua raka’at ringan) agar ia dapat segera menyimak khotbah Jum’at yang sedang berlangsung. Karena mendengarkan dan menyimak khotbah hukumnya wajib.

  • 7. Tidak Melangkahi Pundak Jama’ah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang untuk melangkahi pundak para jama’ah dan merenggangkan dua orang yang duduk berdampingan. Rasul pernah menegur seseorang yang saat masuk masjid melangkahi pundak jama’ah atau makmum yang lainnya.

Beliau mengatakan kepada orang tersebut, “duduklah! Karena engkau telah mengganggu orang lain”. (terj. HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

Beliau juga bersabda, “Janganlah engkau memisahkan antara dua  orang (yang duduk berdampingan)”.

  • 8. Memperbanyak Shalawat

Termasuk sunnah Rasul yang dianjurkan pada hari dan malam Jum’at adalah memperbanyak shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hal itu berdasarkan sabda beliau, “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari dan malam Jum’at. Barangsiapa yang melakukan hal tersebut (bershalawat pada malam/hari Jum’at) maka aku menjadi saksi baginya dan atau pemberi syafa’at baginya pada hari Kiamat”. (terj. HR. Hakim dan Baihaqi).

Dalam hadis lain beliau bersabda;

أَكثِروا عليَّ منَ الصَّلاةِ يومِ الجمعةِ وليلةِ الجمعةِ فإنَّ صلاتَكم معروضةٌ عليَّ قالوا كيفَ تعرضُ صلاتنا عليْكَ وقد أرَّمتَ يعني بليت . قالَ إنَّ اللَّهَ حرَّمَ على الأرضِ أن تأْكلَ أجسادَ الأنبياءِ

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada malam dan hari Jum’at karena shalawat kalian disampaikan ke padaku, para sahabat bertanya, bagaimana shalawat kami ditampilkan kepadamu sementara tubumu telah hancur dimakan tanah, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah haramkan tanah memakan jasad para Nabi”. (HR. Ibnu Taimiyah).  

  • 9. Membaca Surat Al-Kahfi

Disunnahkan juga pada hari dan malam Jum’at membaca surat Al-Kahfi, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam;

من قرأ سورةَ الكهفِ في يومِ الجمعةِ ، أضاء له من النورِ ما بين الجمُعتَينِ

“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka cahaya antara dua Jum’at akan menyinarinya” (terj. HR. Hakim).

10. Memperbanyak Do’a pada Hari Jum’at

Selain itu dianjurkan dan disunnahkan pula memperbanyak do’a pada hari Jum’at. Karena pada hari Jum’at terdapat waktu yang mustajab berdoa. Barangsiapa berdoa pada waktu tersebut niscaya doanya dikabulkan oleh Allah dan Allah berikan apa yang ia minta.

Hal itu disampaikan oleh Rasulullah melalui sabdanya;

“ Sesungguhnya di hari Jum’at terdapat satu waktu yang jika seorang hamba yang muslim memohon kebaikan kepada Allah dan bertepatan dengan waktu tersebut pasti Allah akan beri permintaannya”. (terj. HR. Muslim dan Ahmad).  

Terdapat keterangan, bahwa waktu tersebut adalah pada waktu antara keluarnya imam/khatib (naik mimbar untuk khotbah) sampai selesai salat. Ada pula pendapat bahwa waktu tersebut setelah salat Asar sampai menjelang waktu Maghrib di Jum’at sore. Sebagaimana diterangkan dalam hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Majah serta Abu Daud.

Demikian tuntunan Rasul di hari dan malam Jum’at. Mari amalkan sunnah ini, semoga kita mendapatkan syafa’at dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam karena menghidupkan sunnahnya.  Wallahu a’lam. []

Sumber: Minhajul Muslim, Syekh Abu Bakar Jabir al-Jazairiy

Dr. Syamsuddin Lahanufi M. Pdi
Dr. Syamsuddin Lahanufi M. Pdi
Dr. Syamsuddin Lahanufi, M. Pdi. adalah penulis aktif yang juga merupakan pimpinan Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Bogor, dosen di STAIA Bogor dan pengurus MUI Pusat Komisi Pendidikan & Kaderisasi. Gelar Doktor diraihnya di Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor pada 25 Februrari 2020
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments