Senin, Oktober 13, 2025
No menu items!
BerandaNasionalKunjungan Studi Edukasi Wahdah Islamiyah ke Pesantren Tahfidz Tunarungu Temanggung

Kunjungan Studi Edukasi Wahdah Islamiyah ke Pesantren Tahfidz Tunarungu Temanggung

Berdaulat.id, Temanggung – Ketua Lembaga Pengembangan Yayasan Pendidikan (LPYP) DPP Wahdah Islamiyah, Ir. Nursalam Siradjuddin, M.Pd, bersama pengurus Yayasan Pendidikan Wahdah Islamiyah (YPWI) dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara, serta sejumlah kepala sekolah berbagai jenjang pendidikan di bawah naungan YPWI, melakukan kunjungan studi edukasi ke Pesantren Tahfidz Tunarungu di Temanggung, Jawa Tengah, pada Kamis (9/10/2025).

Rombongan disambut langsung oleh pimpinan pesantren, Ustadz Muchlisin Nuryata, yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan ABATA Indonesia, pengelola pesantren khusus tunarungu ini. Berlokasi di Jalan Gatot Subroto No. KM 2, RT.04/RW.01, Karangsari, Manding, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, pesantren ini menjadi rumah bagi sekitar 50 santri putri tunarungu yang belajar agama dan menghafal Al-Qur’an.

Kunjungan ini bertujuan memperluas wawasan dan inspirasi dalam pengelolaan pendidikan inklusi, khususnya untuk anak-anak berkebutuhan khusus di lingkungan Wahdah Islamiyah. Menurut Nursalam, sekolah-sekolah di bawah naungan Wahdah Islamiyah selama ini umumnya bersifat reguler, sehingga lembaga khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus masih sangat terbatas.

“Kunjungan ini membuka mata kami bahwa pendidikan Islam harus menjangkau semua kalangan. Pesantren ini memberikan contoh luar biasa bagaimana anak-anak tunarungu dapat belajar, menghafal Al-Qur’an, dan berkembang dalam lingkungan yang penuh kasih dan bimbingan,” ujar Nursalam.

Sementara itu, Ustadz Muchlisin Nuryata menjelaskan bahwa pesantren ini lahir dari keprihatinan terhadap minimnya akses pendidikan agama bagi anak-anak tunarungu. “Melalui Yayasan ABATA Indonesia, kami berupaya menciptakan lembaga yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan kemandirian para santri,” katanya.

Ia menambahkan, para santri diajarkan membaca Al-Qur’an menggunakan metode isyarat dan pendekatan visual. “Anak-anak ini istimewa. Mereka belajar dengan cara berbeda, tapi semangatnya luar biasa. Kami berharap semakin banyak lembaga Islam yang peduli dan memberikan ruang bagi mereka,” tutup Muchlisin.

Kunjungan ini diharapkan dapat mendorong Wahdah Islamiyah untuk mengembangkan model pendidikan inklusi yang lebih ramah bagi anak-anak berkebutuhan khusus di masa depan.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments