Acep Muhammad Rusman dan Nabila mampu jalankan profesi kehumasan secara baik.
Jakarta, berdaulat.id – Sebagian besar orang berfikir melanjutkan pendidikan magister bukan hanya tentang mengejar gelar saja.
Namun, ini juga tentang memperluas wawasan, membangun jejaring, dan menemukan makna baru dalam profesi yang dilakoninya.
Universitas Paramadina, melalui Program Magister Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Komunikasi Korporat, menjadi salah satu ruang yang melahirkan kisah-kisah sukses alumni tersebut.
Dua di antara alumni yang dimaksud adalah Acep Muhammad Rusman, M.I.Kom dan Nabilah, M.I.Kom masing-masing Angkatan 2023 yang berkiprah di dunia profesional komunikasi.
Pengalaman mereka mencerminkan bagaimana pendidikan di Universitas Paramadina bukan hanya menekankan aspek akademik.
Namun, ini juga membentuk cara berpikir kritis, empati sosial, dan kepekaan terhadap dinamika industri.
Ilmu Relevan dengan Tantangan Humas
Acep Muhammad Rusman masih menjabat sebagai Kepala Bidang Humas dan Pengelolaan Website di Universitas Djuanda Bogor.
Ia menuturkan pengalaman kuliah di Universitas Paramadina telah membekalinya dengan ilmu yang relevan menghadapi tantangan komunikasi massa saat sekarang.
“Saya merasakan langsung bagaimana bekal ilmu yang diperoleh selama kuliah sangat relevan dengan tantangan komunikasi saat ini,” kata Acep Muhammad.
Menurutnya, perkuliahan di Universitas Paramadina tidak hanya membahas teori.
Namun, ini juga bagaimana memahami manusia, organisasi, dan dinamika sosial.
Dengan bimbingan dosen yang berpengalaman secara akademik dan praktis, Acep merasa semakin siap menjalankan peran strategis di bidang kehumasan.
“Pendekatan pembelajaran yang diberikan sangat membantu saya memahami dinamika komunikasi yang kompleks, sekaligus membentuk kepekaan sosial yang penting dalam profesi saya,” ucapnya.
Bekal Komunikasi Korporat
Sementara itu Nabilah telah dipercaya sebagai Public Relations Manager di sebuah perusahaan Teknologi Informasi (TI) ternama di Jakarta.
Ia mengenang masa kuliahnya di Universitas Paramadina sebagai periode penuh pembelajaran dan refleksi.
“Perkuliahan di Paramadina dirancang dengan pendekatan yang aplikatif dan sangat relevan dengan kebutuhan industri komunikasi saat ini,” ucapnya.
Nabilah menilai suasana kelas yang mendukung, ditambah dosen-dosen yang tidak hanya ahli tetapi juga membumi, membuat proses belajar semakin bermakna.
“Kemampuan analisis komunikasi, penyusunan strategi komunikasi korporat, hingga manajemen krisis yang saya pelajari, menjadi bekal penting dalam menjalani peran saya saat ini,” ucapnya.
Komitmen Universitas Paramadina
Cerita Acep dan Nabilah hanyalah sebagian dari banyak kisah alumni Universitas Paramadina yang kini berkarya di berbagai sektor.
Universitas Paramadina menegaskan komitmennya menghadirkan pendidikan yang mendalam secara akademik
Hal ini sekaligus peka terhadap kebutuhan praktis dan nilai-nilai kemanusiaan.
Dr. Rini Sumanti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina periode 2017-2025, menyampaikan pihaknya berkomitmen membentuk lulusan yang unggul di bidang akademik maupun praktik.
“Menempuh Program Megister (S2) tidak mudah, membutuhkan motivasi yang tinggi dan kesungguhan untuk belajar. Ini yang seringkali mengecoh para mahasiswa,” tuturnya.
“Belajar bukan sekedar hadir kuliah, membaca buku atau membuat tugas, tetapi juga membutuhkan kemampuan mengkritisi, dan menganalisis situasi.”
Ia menambahkan, pencapaian angka dan huruf mutu hanya di atas kertas, yang terutama itu adalah kualitas diri yang mempuni menjawab tantangan.
Dengan pengalaman para alumni dan dukungan dosen yang berkompeten, Universitas Paramadina mengajak generasi muda untuk menjadikan Program Magister Ilmu Komunikasi sebagai pilihan dalam menapaki karier. (adm)
<span;>Program ini menawarkan sinergi antara teori, praktik, dan nilai kemanusiaan yang dibutuhkan di era komunikasi digital sekarang. (mam)