Berdaulat.id, Toili – Anggota DPRD Banggai dari Partai Gerindra, Suardi Agis, mengalami tindakan intimidasi dan penggerebekan ilegal oleh sekelompok massa, dan melibatkan Kepala Desa Tanah Abang pada Sabtu (5/4/2025). Peristiwa ini terjadi menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kecamatan Toili, yang menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas demokrasi di wilayah tersebut.
Menurut Suardi Agis melalui pesan WhatsApp kepada Berdaulat.id, kejadian bermula setelah ia selesai bersilaturahmi dengan rekannya, Lutfi Samaduri, dan keluarganya. Sekitar pukul 00.00 WITA, ia diantar ke sebuah mes untuk beristirahat. Namun, pada pukul 03.00 WITA, enam orang tak dikenal datang dan mempertanyakan asal-usul serta tujuannya. “Kami dari Luwuk, tujuannya silaturahmi,” jawab Agis saat itu.
Situasi memanas pada pukul 04.00 WITA, ketika sekelompok massa tiba dengan teriakan, “Jangan ada yang lari!” Agis meminta rombongannya untuk tetap tenang, tidak membuka pintu, dan berbaring agar situasi terkendali. Namun, pada pukul 04.30 WITA, massa mulai melempari rumah tempat mereka menginap. “Jam setengah lima kita masih solat subuh mereka melakukan pelemparan rumah. Setelah salat subuh, saya tidur lagi untuk menenangkan diri,” ujarnya.
Kejadian berlanjut pada pukul 06.00 WITA, saat Kepala Desa Tanah Abang datang mencari Arbes, koordinator mahasiswa. Ketika Suardi sedang di kamar mandi, massa mendobrak masuk. Saat ia keluar, massa merekam video dan menuduhnya “berkumpul dengan perempuan.” “Mereka suruh saya buka tas dan dompet. Padahal isinya cuma uang saku, tidak ada bukti money politik atau hal mencurigakan,” tegas Agis.
Beruntung, kehadiran Brimob berhasil meredam situasi. Namun, massa sempat merampas printer milik Arbes dan menyebarkan informasi di Facebook bahwa Agis Anggota DPRD Banggai dari Partai Gerindra itu ditangkap polisi. “Itu tidak benar. Saya tidak pernah masuk kantor polisi,” bantahnya tegas.
Agis menegaskan bahwa kehadirannya di Toili semata-mata untuk mendukung Ketua Partai Gerindra Banggai, Sulianti Murad, dalam PSU. “Saya sebagai kader Gerindra wajib memantau dan mensupport ketua kami. Tidak ada niat politik kotor, kami mencintai demokrasi,” ungkapnya. Ia menyayangkan tindakan premanisme yang dialaminya dan meminta saksi-saksi dari Luwuk dipulangkan agar situasi mereda.
Kekerasan terhadap Lutfi Samaduri
Mengutip dari KabarLuwuk.com, peristiwa serupa juga menimpa Lutfi Samaduri, Anggota DPRD Banggai Fraksi Gerindra, di hari yang sama. Lutfi mengalami kekerasan di kediaman mertuanya di Desa Sentral Timur. Sekelompok massa yang diduga pendukung salah satu paslon merampas dokumen daftar pemilih tetap (DPT) dan materi survei dari mobilnya. Bahkan dalam peristiwa tersebut ia sempat dicekik dan bajunya sobek.
Desakan Tindakan Hukum
Kedua peristiwa ini mencoreng pelaksanaan PSU di Toili dan menimbulkan keprihatinan warga. Banyak pihak mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini dan mengambil tindakan tegas guna mencegah kejadian serupa di masa depan. Akun Syitha Kidam menyesalkan penggerebekan ilegal ini yang menimpa Anggota DPRD Banggai Suardi Agis.
