Berdaulat.id, DEPOK — Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar pelatihan wirausaha bagi Muslimah Preneur, Senin (13/5/2024) di Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat.
Ketua KPRK MUI Dr Siti Marifah mengatakan, kegiatan ini digelar untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan. Siti Marifah menambahkan, hal ini juga bagian dari upaya meningkatkan ketahanan keluarga.
“Salah satu dimensi penting dalam ketahanan keluarga adalah kemampuan perempuan membangun perekonomian rumah tangga untuk kemajuan bangsa,” kata Siti Marifah.
Dalam kegiata bertajuk: Peningkatan Ketahanan Keluarga Dalam Rangka Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan ini, Siti Marifah menjelaskan, tema tersebut diangkat karena ketahanan keluarga membutuhkan kehormonisan melalui ketahanan keluarga.
Apalagi, kondisi sekarang yang sangat dinamis membuat kondisi keluarga memiliki tantangan yang kian beragam karena adanya perubahan sosial, sosiologis maupun yang lainnya.
Menurut Siti Marifah, kekerasan terhadap perempuan salah satu faktornya terjadi karena perselisihan yang disebabkan persoalan ekonomi.
“Makin banyak perempuan yang mulai menyadari bahwa menjadi wirausahawan merupakan cara terbaik untuk membantu ekonomi keluarga, karier, dan aktualisasi diri. Kaum perempuan lebih terlatih berani mengambil risiko, bermental mandiri, serta berani memulai usaha tanpa diliputi rasa cemas, sekalipun dalam kondisi yang tidak pasti,” ungkapnya.
Siti Marifah menuturkan, menjadi wirausaha dapat mendorong kaum Muslimah untuk mewujudkan cita-cita kesetaraan gender.
“Pemberdayaan perempuan pada sektor UMKM diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan, memberikan peningkatan penghasilan, meningkatkan pengetahuan dan kualitas sumber daya manusia,” terangnya.
Memperluas dan membangun usaha bagi perempuan dapat membuka peluang yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tetapi, ungkapnya, kondisi usaha miliki perempuan masih sulit untuk berkembang.
“Bahkan, untuk naik kelas, mayoritas usaha milik perempuan berada dalam kategori mikro dan kecil. Wirausaha perempuan masih menemui berbagai hambatan dalam menjalankan bisnisnya sehingga memunculkan keengganan perempuan memperbesar skala usahanya,” tuturnya.
Siti Marifah menambahkan, salah satu tantangan oleh perempuan dalam menjalankan usahanya karena beban rumah tangga yang tinggi.
Karena perempuan mengurus rumah tangga dan mengasuh anak sambil menjalankan usaha.
“Tantangan lainnya adalah terbatasnya akses pada pelatihan kewirausahaan. Minimnya pemahaman penggunaan teknologi digital dan kesulitan perempuan dalam mendapatkan akses permodalan dari lembaga formal,” kata dia memaparkan.
Dalam kegiatan ini hadir sejumlah tokoh di antaranya Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis, Ketua Bidang PRK MUI Prof Amany Lubis, Direktur Baznas Ahmad Fikri, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muhammad Nur, CEO Rumah Zakat Irfan, dan Staf Ahli Menteri PPPA Bidang Hubungan Antar Lembaga Rini Handayani. (Sadam, ed: Nashih)
Sumber MUI digatal