Kamis, September 25, 2025
No menu items!
BerandaArtikelMengenal Salat Isyraq, Permulaan Salat Dhuha yang Senilai dengan Pahala Haji dan...

Mengenal Salat Isyraq, Permulaan Salat Dhuha yang Senilai dengan Pahala Haji dan Umrah

Mengenal Salat Isyraq, Permulaan Salat Dhuha yang Senilai dengan Pahala Haji dan Umrah

Ibadah haji dan umrah merupakan amalan yang mulia. Salah satu indikasi mulianya ibadah umrah ia disebut pula sebagai haji kecil. Sementara ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam.

Ibadah umrah memiliki beberapa keutamaan sebagaimana dikabarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui sabdanya. Misalnya menghapuskan dosa-dosa, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Suatu umrah kepada umrah yang lain adalah kafarrat (penghapus dosa) di antara keduanya dan haji mabrur (diterima) itu tidak ada balasan baginya selain surga,” ( terj. HR. Bukhari).

Namun tidak semua orang Muslim/ah memiliki kemampun dan kesempatan menunaikan ibadah umrah. Salah satu faktor yang menjadi kendala adalah biaya perjalanan untuk sampai ke tanah suci Makkah Al-Mukarramah.

Akan tetapi Allah Maha Adil. Dia mengaruniakan kepada setiap hambaNya kesempatan dan peluang amal tanpa pilih kasih. Kalaupun ada yang tidak memiliki akses dan kemampuan untuk melakukan suatu amalan tertentu, pasti karena ada hikmah yang Allah kehendaki. Seperti ibadah  haji dan umrah ini.

Tidak semua mampu melakukan ibadah haji dan umrah. Tapi Allah membukakan kesempatan bagi setiap hamba-Nya untuk memperoleh pahala senilai ibadah umrah tanpa harus berumrah. Yakni melakukan satu salat tertentu dua rakaat.

Salat yang bernilai seperti pahala ibada umrah tersebut adalah adalah salat dua rakaat di waktu pagi setelah mata hari terbit. Salat tersebut dikenal dengan nama salat Isyraq. Isyraq artinya terbit. Karena memang salat berpahala senilai ibadah umrah ini ditunaikan setelah mata hari terbit beberapa saat.

Salat berpahalan senilai pahala umrah ini merujuk kepada salah satu sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang salat Subuh berjama’ah  di Masjid lalu duduk berzikir (mengingat dan menyebut nama Allah) hingga terbit mata hari lalu melakukan salat dua rakaat maka tercatat untuknya pahala seperti  orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah, sempurna haji dan umrahnya”. (terj. Hadis Thabrani).

Hadis tersebutlah yang menjadi landasan tentang salat berpahala senilai ibadah umrah. Namanya oleh sebagian ulama seperti sahabat Nabi Abdullah bin Abbas disebut dengan nama salat Isyraq. Walau ada juga yang menganggapnya sebagai salat Dhuha yang dikerjakan di awal waktu Dhuha.

Hadis di atas sekaligus memuat tatacara dan ketentuan pelaksanaan salat Isyraq yang berpahala senilai ibadah umrah tersebut. Paling tidak ada tiga hal penting yang menjadi ketentuan dan syarat pelaksanaan salat berpahala senilai ibadah umrah tersebut.

Salat Subuh Berjamaah di Masjid

Syarat dan ketentuan pertama untuk memperolah pahala senilai ibadah umrah sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis di atas  adalah salat Subuh berjama’ah di masjid. Jika tidak, maka kesempatan dan peluang mendapatkan keutamaan salat senilai ibadah umrah tidak berlaku.

Duduk Berzikir sampai Terbit Matahari

Syarat dan ketentuan kedua untuk mendapatkan keutamaan salat bernilah seperti pahala umrah adalah duduk berzikir setelah salat Subuh berjama’ah. Maknanya jika setelah subuh tertidur lalu terbangun saat terbit matahari, maka keutamaan tersebut tidak berlaku.

Zikir yang dimaksud di sini antara lain zikir dan do’a setelah salat Subuh, doa dan zikir pagi yang mengandung bacaan tasbih, tahmid, tahlil, salawat, istighfar, doa dan lain sebagainya. Termasuk bagian dari zikir juga adalah tilawah atau membaca Al-Qur’an dan mendengarkan taushiyah, pengajian, kuliah subuh dan semacamnya.

Salat Dua Raka’at

Syarat dan ketentuan selanjutnya untuk meraih pahala senilai ibadah umrah adalah salat dua rakat setelah salat Subuh dan berzikir hingga terbit mata hari. Salat yang dimaksud dilakukan di masjid yang ditempati salat Subuh berjama’ah.

Demikian. Semoga kita dimudahkan Allah melakukan amalan sederhapa berpahala besar ini. Salat sunnah berpahala senilai ibadah umrah. Paling tidak, sementara menjadi alternatif sembari memaksimalkan ikhtiar untuk bisa berindah umrah ke tanah suci.[]

Dr. Syamsuddin Lahanufi M. Pdi
Dr. Syamsuddin Lahanufi M. Pdi
Dr. Syamsuddin Lahanufi, M. Pdi. adalah penulis aktif yang juga merupakan pimpinan Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Bogor, dosen di STAIA Bogor dan pengurus MUI Pusat Komisi Pendidikan & Kaderisasi. Gelar Doktor diraihnya di Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor pada 25 Februrari 2020
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments