Kamis, September 25, 2025
No menu items!
BerandaArtikelRefleksi Hari Buku Nasional

Refleksi Hari Buku Nasional

Selamat Hari Buku Nasional

Hari ini, 17 Mei 2023 diperingati sebagai Hari Buku Nasional (Harbuknas). Peringatan Hari Buku Nasional pada setiap tanggal 17 Mei mulai dilakukan pada tahun 2002.

Pencetus Hari Buku Nasional Abdul Malik Fadjar, Mentri Pendidikan Nasional kabinet Gotong Royong pasa era Presiden Megawati Sukarno Putri dan Wakil Presiden Hamzah Has.

Pemilihan dan penetapan tanggal 17 Mei sebagai Harbuknas karena 17 Mei merupakan Hari berdirinya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tahun 1980.

Latar belakang peringatan Hari Buku Nasional ini adalah keprihatinan Mentri Malik Fadjar atas rendahnya minat baca masyarakat  penjualan buku Indonesia saat itu.

Menurut data UNESCO tahun 2002, angka melek huruf orang Indonesia dewasa  (15 tahun ke atas) hanya 87,9 persen.

Sayangnya setelah dua dasa warsa peringatan Harbuknas dicetuskan rangking Indonesia dalam hal minat baca masih rendah.

UNESCO menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 %. Artinya dari 1000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca (buku).

Di level global tingkat literasi Indonesia juga terbilang rendah. Indonesia berada di urutan ke-62 dari 70 negara.

Bahkan menurut Program for International Student Assessment (PISA) Indonesia merupakan bagian dari 10 negara  yang memiliki tingkat literasi rendah.

Mengapa?

Mengapa minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah? Boleh jadi karena beberpa faktor berikut.

Tradisi Lisan

Masyarakat Indonesia lebih nyaman dengan tardisi lisan daripada tradisi tulisan. Salah satu bukti hal ini, cerita rakyat yang  menyebar turun temurun melalui bahas tutur.

Walau kemudian belakangan sebagian cerita rakyat tersebut ada yang ditulis bahkan dibukukan. Tapi secara umum berbagai kisah legendaris di tengah masyarakat Indonesia menyebar melalu  bahasa tutur.

Bukti sederhana lainnya, orang bisa betah ngobrol ngalor ngidul berjam-jam daripada membaca beberapa menit.  Dalam konteks positif orang lebih anteng duduk menyimak cermah/pidato daripada membaca buku.

  • Gagal Paham

Faktor lain yang turut memengaruhi rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah (maaf) gagal paham tentang membaca. Membaca, khususnya membaca buku dianggap sebagai aktivitas akademis semata.

Membaca dipandang sebagai aktivitas yang hanya dilakukan para pelajar dan akademisi. Walau nyatanya minat baca pelajaf dan mahasiswa Indonesia juga masih tergolong rendah.

Padahal sejatinya membaca merupakan kegiatan yang sarat manfaat. Karena banyak manfaat dapat diperoleh dari membaca.

  • Akses Bacaan yang Kurang

Sarana yang minim dan akses bacaan yang kurang juga berpengaruh terhadap rendahnya minat baca. Belum semua sekolah memiliki perpustakaan dan koleksi bacaan yang memadai. Perpustakaan sekolah juga belum semua memiliki koleksi yang memadai dan menarik.

  • Media lain

Perkembangan media informasi juga turut berpengaruh. Orang lebih senang menikmati  informasi melalui audio dan atau audio visul dan video.

Informasi dan atau konten berupa video yang tersebera lewat media sosial (medsos) seperti facebook, whatsapp, instagram, tiktok, youtube, dan seabagianya turut menjadikan  minat terhadap konten dan informasi berupa bacaan menurun.

  • Kurangnya Pendidikan Literasi di Keluarga

Faktor lain yang juga memengaruhi rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah faktor lingkungan, khususnya lingkungan keluarga. Membaca belum menjadi agenda dalam pendidikan keluarga di Indonesia.

Orangtua di rumah baru mengajarkan kegiatan membaca sebagai aktivitas biasa. Sekedar mengajari anak untuk bisa membaca. Belum meningkat pada level membiasakan anak membaca apalagi menumbuhkan minat dan daya baca anak.

Dr. Syamsuddin Lahanufi M. Pdi
Dr. Syamsuddin Lahanufi M. Pdi
Dr. Syamsuddin Lahanufi, M. Pdi. adalah penulis aktif yang juga merupakan pimpinan Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Bogor, dosen di STAIA Bogor dan pengurus MUI Pusat Komisi Pendidikan & Kaderisasi. Gelar Doktor diraihnya di Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor pada 25 Februrari 2020
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments