Kamis, September 25, 2025
No menu items!
BerandaOpiniModel Ekonomi Baru

Model Ekonomi Baru

Oleh : HG Sutan Adil
Bag. 1

Berdaulat.id, Dalam pembelajaran awal new economic model, profesor Michael Hudson pernah memulai cerita yang membuat kepala kita berputar kencang atau dalam bahasa anak millenialnya adalah loading! Beliau berkata, Jerman adalah Negara kalah perang dunia pertama di tahun 1919 dan harus menanggung beban membayar semua biaya perang kepada Negara2 pemenang perang tersebut.

Jerman rugi berlapis, Jerman dipermalukan dan Jerman menjadi Negara miskin. Namun di tahun 1933 Jerman mulai bertaring bahkan ketika Nazi berkuasa pada tahun 1936 Jerman menjadi Negara super power yang mengerikan. Bagaimana cara Jerman membangun negaranya dari sebuah Negara kalah perang menjadi Negara super power hanya dalam 15 tahun?

Di belahan bumi lainnya, di tahun yang sama 1930/1931 Amerika mengalami great depression ekonomi, yang mengakibatkan Amerika bubble dan pecah. Sungguh anomaly sekali, disatu sisi Jerman naik lagi ekonominya, sementara disisi lain Amerika dan Negara sisa dunia lainnya terpuruk.

Tapi sebagaimana yang telah kita pahami dan tahu bahwa sejarah itu ditulis oleh pemenang. Jadi pelajaran dunia saat ini ditulis oleh Negara pemenang, yang kebetulan saja polisi dunianya, yang pemenang itu adalah Amerika. Teori teori Amerika lah yang menjadi bahan dunia akademisi. Tenggelam lah teori Jerman yang membangun Negara mereka hanya dalam 15 tahun.

Pelajaran dari Jerman pasca perang dunia pertama seperti kalimat Adolf Hitler yang mengatakan untungnya kami tidak cukup bodoh untuk mencoba menciptakan sebuah mata uang yang dibacking oleh emas, sebagaimana teori dari mashab Keynesian, yang memang tidak dimiliki jerman. Tetapi setiap Mark (mata uang Jerman) akan kami cetak, akan dibacking oleh pekerjaan dan barang yang nilainya setara.

Ahli ekonom jerman tidak setuju dengan mashab ekonomi keneysian, dimana para ahli finansial internasionalnya memandang bahwa nilai sebuah mata uang adalah tergantung kepada emas dan sekuritas lain yang berada di ruangan besi milik bank.

Selanjutnya Jerman melakukan printing money atau cetak uang sendiri. Jaminannya adalah produk mereka. Karena semua diproduksi untuk Negara Jerman.
Negara Jerman tetap bisa membayar semua kewajiban. Sumber bahan bakunya Negara yang bayar, apalagi gaji pegawainya Negara yang bayar. Urusan Negara nanti mau dipakai atau mau dijual, urusan Jerman. Sehingga rakyat Jerman tetap hidup cukup dan keluar dari resesi akibat perang dunia pertama.

Namun ketika produksi massal itu dibuat, sayangnya mereka hanya membuat mesin perang. Karena mereka akan dipakai oleh Hitler untuk melakukan invasi.

Beruntung lah sekarang ini ada manusia seperti Michael Hudson, Stephane Kelton, Warrer Mosler yang menjadi pencetus mashab ekonomi baru yang terkenal dengan sebutan “New Economic Model” dengan teori Modern Monetary Theory (MMT). Mashab MMT ini justru terinspirasi dari ahli ekonomi Jerman dalam menyelesaikan krisis ekonomi Negara nya dalam menghadapi krisis ekonomi dunia hanya dalam waktu lebih kurang 15 tahun saja. Mashab MMT ini telah banyak dipakai oleh Negara2 yang sudah berhasil keluar dari sistem krisis ekonomi global dan sekarang menjadi Negara Maju seperti ; Turki, RRC, Krimea, Venezuela, dan lainnya.

Negara Cina atau RRC sejak awal tahun 1990an sudah mulai mengadopsi mashab New Ekonomi Model ala Michael Hudson ini kedalam system ekonomi mereka, walau pun RRC adalah Negara komunis, tetapi dari segi ekonomi mereka mulai melirik mashab new ekonomi model yang sangat kapitalis ini. Bagi mereka RRC harus bertahan dalam krisis dunia dan terus hidup sepanjang masa dengan tidak tergantung di sistem ekonomi dunia yang sudah dikuasai Amarika dan Sekutunya. Maka Michael Hudson diundang dan dijadikan konsultan ekonomi dengan menempatkan beliau sebagai salah seorang Profesor di Universitas Peking.

Kenyataanya sekarang Negara China sudah menjelma menjadi Negara Super Power dengan mengusai hampir sebagian besar ekonomi dunia dan menjadi termasuk Negara Terkaya di Dunia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI sebetulnya tidak jauh berbeda dengan RRC yang mempunya jumlah penduduk terbesar didunia. Justru NKRI ini secara geografi mempunyai sumber daya alam lebih besar, meliputi darat dan laut yang melimpah dan posisinya yang strategis di apit oleh dua benua besar dan lalulintas laut yang ramai.

Hanya saja secara politik dunia, NKRI tidak berdaulat dan para pemimpinnya yang sibuk mengurusi diri sendiri dan kelompok oligarkinya sehingga mereka lupa dengan potenti sumber daya alam yang besar tersebut.

NKRI seharusnya melakukan ATM dalam membuat sistem platform ekononominya, yaitu ; Amati, Tiru dan Modifikasi atas krisi ekonomi yang berantakan saat ini. Amati keberhasilan negara2 yang sudah berhasil keluar dari resesi dunia tersebut, Tiru cara kerja RRC dan Negara lain yang sudah berhasil dan Modifikasi platform system yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Amati keberhasilan Negara yang telah berhasil dalam mengimplementasikan teori MMT dan kirim ahli ahli keuangan kita untuk belajar kepada Michael Hudson untuk belajar tentang dan bila perlu jadikan juga teori tesebut sebagai platform kebangkitan ekonomi kita.

Tiru cara kerja Jerman dan RRC yang membuat mata uang sendiri dan bukan menjadikan Emas atau Dollar sebagai jaminannya, tetapi jadikanlah sumber daya alam dan buat sebanyak banyaknya proyek pembangunan dari uang sendiri tersebut untuk menghindari terjadinya inflasi. Bila perlu jadikan Michael Hudson dan temenya sebagai konsultan ekonomi.

Modifikasi dari teori MMT tersebut dengan disesuaikan kepada kondisi politik yang ada di Indonesia. Salah satu contohnya adalah jadikan umat islam sebagai bagian dari sumber daya manusianya untuk mendukung program platform ekonomi yang sudah ditetapkan. Karna umat muslim adalah mayoritas dari penduduk di NKRI. Janganlah mereka di diskriminasikan dari kemayoritasn mereka. Dengan begitu kondisi politik diharapkan akan menjadi kondusif dan platform ekonomi yang telah ditetapkan akan didukung penuh oleh Masyarakat, terutama kaum mayoritas. (Bersambung)

*) Penulis Adalah Ketua DPP FKMI (Forum Komunikasi Muslim Indonesia)

Bogor, 8 Januari 2021

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments