Kamis, September 25, 2025
No menu items!
BerandaBerita Utama4 Tantangan Kesenjangan Sosial Ekonomi Dihadapi RI, Gita Wirjawan Ungkap di Universitas...

4 Tantangan Kesenjangan Sosial Ekonomi Dihadapi RI, Gita Wirjawan Ungkap di Universitas Paramadina

Perbandingan capaian Tiongkok dengan Asia Tenggara adalah selama 30 tahun terakhir, GDP per kapita Tiongkok tumbuh 30 kali lipat, sedangkan Asia Tenggara hanya 2,7 kali lipat.

Jakarta, berdaulat.id – Mantan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan menilai empat tantangan kesenjangan sosial ekonomi yang dihadapi Pemerintah Republik Indonesia (RI).

Hal itu adalah kekayaan, pendapatan, peluang, dan pertumbuhan ekonomi yang timpang antara kota besar dan daerah kecil.

“Akselerasi pembangunan infrastruktur, khususnya dalam sektor energi. Indonesia, misalnya, membutuhkan pembangunan 400 ribu megawatt listrik untuk menopang modernisasi, namun saat ini hanya mampu membangun 3.000–5.000 megawatt per tahun,” katanya.

Pernyataan ini disampaikannya dalam ‘Meet The Leaders ke-6’ dengan tema ‘What It Takes: Southeast Asia from Periphery to Core of Global Consciousness’ yang digelar Universitas Paramadina di Jakarta pada Kamis (4/9/2025).

Diskusi menyoroti tantangan dan peluang Asia Tenggara dalam menempatkan diri sebagai pusat kesadaran global yang dipandu Wijayanto Samirin sebagai moderator.

Tantangan lain yang dihadapi Asia Tenggara adalah membangun narasi global.

Dari 140 juta buku yang terbit di seluruh dunia, hanya 0,26% yang mengulas Asia Tenggara, meski kawasan ini dihuni 700 juta lebih penduduk.

“Ini menunjukkan masih lemahnya kemampuan masyarakat Asia Tenggara dalam bercerita, menguasai literasi, dan numerasi,” ujarnya.

Sementara itu Gita Wirjawan mengemukakan sebanyak 88% kepala keluarga dan 93% pemilih di Indonesia belum berpendidikan S1.

Jadi, investasi besar dalam pendidikan menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan dan politik.

“Guru memiliki peran sentral dalam menyuntikkan imajinasi, ambisi, serta keberuntungan yang lahir dari kerja keras. Inilah modal utama generasi muda untuk melangkah maju,” ujarnya

Pada sisi lain perbandingan capaian Tiongkok dengan Asia Tenggara adalah selama 30 tahun terakhir, GDP per kapita Tiongkok tumbuh 30 kali lipat, sedangkan Asia Tenggara hanya 2,7 kali lipat.

“Tiongkok menginvestasikan sumber daya pada pendidikan, infrastruktur, tata kelola (governance), daya saing, serta model politik-ekonomi yang memungkinkan independensi kota dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” ucapnya.

Gita Wirjawan meneruskan nasionalisme sejati dinilai tidak berhenti pada identitas.

Namun, ini pada siapa yang mampu menikmati manfaat pembangunan.

“Keterbukaan terhadap talenta, imajinasi, ambisi, serta keberuntungan yang dibentuk oleh kerja keras harus menjadi nilai utama generasi muda kita,” ujarnya. (adm)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments